Pendiri Telegram Durov Diselidiki oleh Kejaksaan Prancis
Baru-baru ini, otoritas peradilan Prancis telah memulai penyelidikan resmi terhadap pendiri aplikasi pesan instan Telegram, Pavel Durov. Informasi yang dirilis oleh kejaksaan Paris menunjukkan bahwa Durov menghadapi sejumlah tuduhan serius, yang mencakup berbagai hal, dari membantu transaksi ilegal hingga masalah perlindungan anak.
Menurut penyelidikan pihak kejaksaan, tuduhan terhadap Durov terutama mencakup beberapa aspek berikut:
Membantu mengelola platform online yang digunakan untuk perdagangan ilegal
Menolak untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam memberikan informasi yang diperlukan untuk penyadapan.
Terlibat dalam pengembangan dan penyebaran program sistem data serangan, serta penyebaran konten pornografi anak
Terlibat dalam kegiatan pencucian uang yang terorganisir
Menyediakan layanan kripto tanpa deklarasi
Menyediakan dan mengimpor alat kripto tanpa deklarasi
Tuduhan-tuduhan ini, yang paling serius dapat menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda hingga 500.000 euro. Ini termasuk membantu mengelola platform perdagangan ilegal, menolak untuk bekerja sama dengan pengawasan peradilan, serta terlibat dalam pembuatan dan penyebaran program dan konten yang berbahaya.
Selain itu, Durov juga dituduh terlibat dalam serangkaian pelanggaran hukum lainnya, seperti perdagangan narkoba, penipuan terorganisir, dan keterlibatan dalam geng kriminal. Penuntut juga menunjukkan bahwa dia diduga menyediakan layanan dan alat kriptografi dengan fungsi kerahasiaan tanpa pengumuman yang tepat.
Survei ini menyoroti konflik antara perusahaan teknologi dalam melindungi privasi pengguna dan kerja sama dengan penegakan hukum. Telegram telah dikenal karena kemampuan enkripsi yang kuat dan perlindungan privasi penggunanya, tetapi fitur-fitur ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan lembaga penegak hukum.
Seiring dengan berlangsungnya penyelidikan, industri teknologi dan dunia hukum akan memantau perkembangan kasus ini dengan saksama. Kasus ini dapat memiliki dampak yang mendalam terhadap regulasi aplikasi pesan instan dan kebijakan perlindungan privasi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
7
Bagikan
Komentar
0/400
MrRightClick
· 08-01 16:28
Banyak tuduhan, tidak ada bukti?
Lihat AsliBalas0
LeekCutter
· 08-01 16:28
Orang Prancis itu jahat
Lihat AsliBalas0
StealthDeployer
· 08-01 16:28
Ini sudah beres~
Lihat AsliBalas0
WalletAnxietyPatient
· 08-01 16:24
Kuat melihat turun pasti Tied Up
Lihat AsliBalas0
FloorPriceWatcher
· 08-01 16:23
Tidak heran orang mengatakan Prancis mengerti privasi
Lihat AsliBalas0
Web3Educator
· 08-01 16:19
bruh, ini yang kita sebut sebagai pemburuan penyihir web3...
Pendiri Telegram, Pavel Durov, menghadapi beberapa tuduhan serius dari kejaksaan Prancis.
Pendiri Telegram Durov Diselidiki oleh Kejaksaan Prancis
Baru-baru ini, otoritas peradilan Prancis telah memulai penyelidikan resmi terhadap pendiri aplikasi pesan instan Telegram, Pavel Durov. Informasi yang dirilis oleh kejaksaan Paris menunjukkan bahwa Durov menghadapi sejumlah tuduhan serius, yang mencakup berbagai hal, dari membantu transaksi ilegal hingga masalah perlindungan anak.
Menurut penyelidikan pihak kejaksaan, tuduhan terhadap Durov terutama mencakup beberapa aspek berikut:
Tuduhan-tuduhan ini, yang paling serius dapat menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda hingga 500.000 euro. Ini termasuk membantu mengelola platform perdagangan ilegal, menolak untuk bekerja sama dengan pengawasan peradilan, serta terlibat dalam pembuatan dan penyebaran program dan konten yang berbahaya.
Selain itu, Durov juga dituduh terlibat dalam serangkaian pelanggaran hukum lainnya, seperti perdagangan narkoba, penipuan terorganisir, dan keterlibatan dalam geng kriminal. Penuntut juga menunjukkan bahwa dia diduga menyediakan layanan dan alat kriptografi dengan fungsi kerahasiaan tanpa pengumuman yang tepat.
Survei ini menyoroti konflik antara perusahaan teknologi dalam melindungi privasi pengguna dan kerja sama dengan penegakan hukum. Telegram telah dikenal karena kemampuan enkripsi yang kuat dan perlindungan privasi penggunanya, tetapi fitur-fitur ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan lembaga penegak hukum.
Seiring dengan berlangsungnya penyelidikan, industri teknologi dan dunia hukum akan memantau perkembangan kasus ini dengan saksama. Kasus ini dapat memiliki dampak yang mendalam terhadap regulasi aplikasi pesan instan dan kebijakan perlindungan privasi.