Pola Baru di Balik Gelombang Stabilcoin Global: Pertarungan Antara Raksasa Teknologi dan Regulasi

Di tengah latar belakang regulasi global yang semakin jelas, pasar modal sedang mengalami gelombang baru konsep stablecoin. Indeks terkait melonjak tajam selama beberapa hari berturut-turut pada pertengahan bulan Juni. Di balik pemandangan kemakmuran ini, sebuah perbedaan tentang bentuk infrastruktur keuangan generasi berikutnya sedang terbentuk. Raksasa teknologi internet China sedang memasuki permainan global ini dengan cara yang unik.

Seorang eksekutif senior dari suatu grup telah secara jelas menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk mengajukan lisensi stablecoin di negara-negara dengan mata uang utama di seluruh dunia, bertujuan untuk mengurangi biaya pembayaran lintas batas antar perusahaan global sebesar 90%, dan meningkatkan efisiensi menjadi di bawah 10 detik. Di balik pengumuman ini, terdapat peta jalan yang besar dari menyelesaikan titik sakit mereka sendiri hingga membangun jaringan keuangan global.

Dari infrastruktur lokal ke penataan global

Hingga baru-baru ini, publik baru bisa melihat sekilas peta keuangan global perusahaan tersebut. Pimpinan perusahaan menyatakan saat membahas strategi, "Bisnis internasional tidak mengikuti jalur e-commerce lintas batas, tetapi e-commerce lokal, infrastruktur lokal, karyawan lokal, pengadaan lokal, pengiriman lokal, hanya menjual produk bermerek." Logika "lokalisasi" ini adalah kunci untuk memahami penyebaran stablecoin mereka.

Untuk meniru model "lokalisasi" di pasar mainstream global, diperlukan kemampuan penyelesaian lokal untuk setiap node. Untuk beroperasi secara efisien di Jepang, dibutuhkan stablecoin yen; untuk beroperasi di Eropa, diperlukan stablecoin euro. Kebutuhan kepatuhan yang terinternalisasi dalam bisnis ini mendorong pencarian yang ketat terhadap "lisensi stablecoin lokal". Tujuan fase pertama jaringan stablecoin adalah untuk membangun sistem operasi keuangan yang seragam dan efisien untuk bisnis global yang terdistribusi.

Setelah jaringan penyelesaian B2B terbuka, tujuan tahap kedua adalah menuju pasar C-end, mewujudkan visi "Suatu hari, semua orang dapat membayar dengan stablecoin perusahaan ini saat berbelanja di seluruh dunia." Tantangan inti untuk mewujudkan pengalaman belanja lintas batas ini adalah gesekan valuta asing tradisional. Saat ini, pasar stablecoin sangat bergantung pada stablecoin dolar AS, pengguna di daerah non-dolar masih perlu sering menukar koin saat melakukan pembayaran, yang biaya tinggi dan efisiensi rendah. Untuk mengatasi masalah ini, sistem stablecoin multi-koin yang terikat pada mata uang lokal yang dibangun pada tahap pertama akan menjadi kunci untuk mengatasi hambatan ini.

Strategi stablecoin perusahaan ini berfokus pada penetrasi pasar penyelesaian perdagangan tradisional, dengan "kepatuhan" sebagai penghalang inti, dan berfokus pada layanan bagi perusahaan global yang memiliki kebutuhan mendesak akan solusi pembayaran yang transparan dan efisien. Pendekatan ini sangat sesuai dengan latar belakang pemimpin departemen terkait. Veteran industri yang telah terlibat dalam desain sistem pembayaran besar ini, sepanjang karirnya berkomitmen untuk mengintegrasikan teknologi pembayaran ke dalam skenario industri nyata, juga membuat jalur "prioritas industri" perusahaan ini tidak hanya praktis dan dapat dilaksanakan, tetapi juga lebih kredibel.

Akhirnya, ketika jaringan keuangan yang dibangun memiliki cukup likuiditas dan basis kepercayaan, strategi stablecoin-nya akan berkembang dari sistem penyelesaian internal perusahaan menjadi sebuah "pusat penyelesaian stablecoin internasional" yang terbuka untuk umum.

batasan yang tidak jelas dari undang-undang stablecoin Amerika

Namun, sementara raksasa teknologi Asia mempercepat penerapan model "integrasi vertikal", Amerika Serikat sedang membangun seperangkat sistem aturan yang sama sekali berbeda. RUU stablecoin yang sangat diperhatikan, yaitu "GENIUS Act", baru-baru ini disahkan di Senat AS dengan hasil suara bipartisan yang sangat meyakinkan 68-30.

RUU ini menerima lebih dari 100 usulan amendemen, dan "perang interpretasi" mengenai rincian aturan baru saja dimulai. Di antara itu, satu amandemen yang sangat diperhatikan sangat penting, yang mengusulkan: sebuah perusahaan publik yang tidak memiliki bisnis utama di sektor keuangan tidak boleh menerbitkan koin stabil berbasis pembayaran, kecuali mendapatkan persetujuan suara bulat dari "komite tinjauan sertifikasi koin stabil". Kewenangan akhir untuk menafsirkan ketentuan ini dan rincian pelaksanaan spesifik akan ditentukan oleh regulator seperti Federal Reserve dan Departemen Keuangan dalam persaingan yang ketat.

Dengan demikian, selain dari mata uang digital Tiongkok, Tiongkok dan Amerika Serikat menunjukkan dua model berbeda yang tampak dalam eksplorasi jalur pengembangan masa depan pasar stablecoin global: yang pertama adalah model Asia yang diwakili oleh raksasa teknologi Tiongkok: didorong oleh raksasa komersial, mencari "integrasi vertikal". Yang kedua adalah model yang diwakili oleh Amerika Serikat: didorong oleh regulasi, dengan tren arus utama mencari "pemisahan penerbitan dan distribusi", tetapi ketidakjelasan aturan akhirnya meninggalkan ketidakpastian besar di pasar.

keuangan geostratgis di luar pembayaran

Semua ini terjadi dalam konteks besar perubahan sistem mata uang global dan refleksi atas ketergantungan pada sistem SWIFT. Niat strategis raksasa teknologi China telah melampaui sekadar pertimbangan efisiensi bisnis. Mereka secara jelas menyatakan mendukung dan mendorong penerbitan stablecoin Renminbi offshore, tetapi apakah itu dapat terwujud pada akhirnya masih tergantung pada regulasi di daratan. Jaringan stablecoin multi-koin ini, setelah terbentuk, akan menjadi lapisan penyelesaian perdagangan global yang efisien dan tidak bergantung pada hegemoni dolar.

Oleh karena itu, tata letak ini dapat ditafsirkan sebagai eksplorasi internasionalisasi renminbi yang dipimpin oleh kekuatan pasar dari bawah ke atas. Dunia sedang memusatkan perhatian pada ini, mengamati permainan besar yang didorong oleh regulasi dan bisnis, yang mungkin akan menentukan bentuk infrastruktur keuangan generasi berikutnya.