"Ekonomi Trump" akan mencetak uang dalam jumlah besar, Bitcoin ke 1 juta dolar adalah masalah waktu

Pada 31 Desember 2024, berapa menurut Anda harga Bitcoin? Apakah lebih dari 100.000 dolar atau kurang dari 100.000 dolar?

Ada sebuah pepatah terkenal di China: "Tidak peduli kucing hitam atau kucing putih, yang bisa menangkap tikus adalah kucing yang baik."

Saya akan menyebut kebijakan yang diterapkan setelah terpilihnya Presiden Trump sebagai "kapitalisme Amerika yang bercorak Tiongkok".

Elit yang menguasai Amerika tidak peduli apakah sistem ekonomi adalah kapitalisme, sosialisme, atau fasisme; mereka hanya peduli apakah kebijakan yang diterapkan membantu mempertahankan kekuasaan mereka. Amerika sudah bukan lagi kapitalisme murni sejak awal abad ke-19. Kapitalisme berarti ketika orang kaya membuat keputusan yang salah, mereka akan kehilangan uang. Situasi ini sudah dilarang sejak berdirinya Sistem Cadangan Federal Amerika pada tahun 1913. Dengan dampak privatisasi keuntungan dan sosialisasi kerugian terhadap negara, serta menciptakan pemisahan kelas yang ekstrem antara "kotor" atau "kelas bawah" yang tinggal di banyak daerah pedalaman dan elit pesisir yang mulia dan terhormat, Presiden Roosevelt terpaksa mengoreksi arah, dengan kebijakan "New Deal"-nya memberikan sedikit remah kepada orang miskin. Kemudian, seperti sekarang ini, memperluas bantuan pemerintah kepada yang tertinggal bukanlah kebijakan yang disambut baik oleh para kapitalis kaya yang konon.

Perubahan dari sosialisme ekstrem (pada tahun 1944, tarif pajak marginal tertinggi untuk pendapatan di atas 200.000 dolar meningkat menjadi 94%) ke sosialisme korporasi yang tidak terbatas dimulai pada tahun 1980-an di bawah pemerintahan Reagan. Selanjutnya, bank sentral menyuntikkan dana ke dalam industri jasa keuangan melalui pencetakan uang, berharap kekayaan dapat mengalir dari atas ke bawah secara bertahap; kebijakan ekonomi neoliberalisme ini terus berlanjut hingga pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Presiden Trump, dalam menanggapi krisis, menunjukkan semangat Roosevelt-nya; untuk pertama kalinya sejak New Deal, ia memberikan dana terbesar langsung kepada seluruh rakyat. Amerika Serikat mencetak 40% dolar global antara tahun 2020 hingga 2021. Trump memulai pemberian "cek stimulus" dan Presiden Biden melanjutkan kebijakan populer ini selama masa jabatannya. Ketika mengevaluasi dampak neraca pemerintah, beberapa fenomena aneh muncul antara tahun 2008 hingga 2020 dan antara tahun 2020 hingga 2022.

Dari tahun 2009 hingga kuartal kedua 2020, merupakan puncak dari apa yang disebut "ekonomi tetesan", di mana pertumbuhan ekonomi selama periode ini terutama bergantung pada kebijakan pencetakan uang bank sentral, yang biasa disebut sebagai pelonggaran kuantitatif (QE). Seperti yang Anda lihat, laju pertumbuhan ekonomi (PDB nominal) lebih rendah daripada laju akumulasi utang negara. Dengan kata lain, orang kaya menggunakan dana yang mereka terima dari pemerintah untuk membeli aset. Jenis transaksi ini tidak membawa aktivitas ekonomi yang substansial. Oleh karena itu, memberikan triliunan dolar kepada pemegang aset keuangan yang kaya melalui utang justru meningkatkan rasio utang terhadap PDB nominal.

Dari kuartal kedua tahun 2020 hingga kuartal pertama tahun 2023, Presiden Trump dan Biden mengambil pendekatan yang berbeda. Departemen Keuangan mereka menerbitkan utang yang dibeli oleh Federal Reserve melalui pelonggaran kuantitatif (QE), tetapi kali ini bukan untuk orang kaya, melainkan langsung mengirimkan cek kepada setiap warga negara. Akun bank orang-orang miskin memang menerima uang tunai. Jelas, CEO dari salah satu bank besar mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit dari biaya transfer pemerintah... Dia dikenal sebagai Li Ka-shing Amerika, Anda tidak bisa menghindari membayar biaya kepadanya. Orang miskin tetap miskin karena mereka menghabiskan semua uang mereka untuk membeli barang dan jasa, dan selama periode ini, mereka memang melakukannya. Dengan percepatan yang signifikan dalam kecepatan peredaran uang, pertumbuhan ekonomi berlangsung cepat. Artinya, utang sebesar 1 dolar menghasilkan lebih dari 1 dolar dalam aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, rasio utang Amerika terhadap PDB nominal secara ajaib menurun.

Namun, inflasi semakin meningkat karena pertumbuhan pasokan barang dan jasa tidak sejalan dengan peningkatan daya beli yang diperoleh orang melalui utang pemerintah. Orang kaya yang memegang obligasi pemerintah merasa tidak puas dengan kebijakan populis ini. Orang-orang kaya ini mengalami total pengembalian terburuk sejak 1812. Untuk melawan, mereka mengirimkan Ketua Federal Reserve Powell, yang mulai menaikkan suku bunga pada awal 2022 untuk mengendalikan inflasi, sementara masyarakat umum berharap untuk mendapatkan satu putaran lagi cek stimulus, tetapi kebijakan semacam itu telah dilarang. Menteri Keuangan AS Yellen turun tangan untuk mengimbangi dampak pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve. Dia menghabiskan fasilitas reverse repositori (RRP) Federal Reserve dengan mengalihkan penerbitan utang dari obligasi jangka panjang ke surat utang jangka pendek. Ini menyuntikkan hampir 2,5 triliun dolar AS dalam stimulus fiskal ke pasar, yang sebagian besar menguntungkan mereka yang memegang aset keuangan; pasar aset pun berkembang pesat. Mirip dengan setelah 2008, bantuan pemerintah untuk orang kaya ini tidak membawa aktivitas ekonomi yang nyata, dan rasio utang AS terhadap PDB nominal mulai meningkat lagi.

Apakah kabinet yang akan dilantik oleh Trump telah mengambil pelajaran dari sejarah ekonomi AS yang terbaru? Saya percaya demikian.

Seseorang yang secara luas dianggap sebagai kandidat pengganti Yellen untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan AS, telah memberikan banyak pidato tentang bagaimana dia akan "memperbaiki" Amerika. Pidato dan artikel kolumnya menjelaskan secara rinci bagaimana melaksanakan "Rencana Utama Amerika" Trump, yang cukup mirip dengan strategi pengembangan China (dimulai dari era Deng Xiaoping di tahun 1980-an dan berlanjut hingga kini). Rencana ini bertujuan untuk mendorong kembalinya industri kunci (seperti perkapalan, pabrik semikonduktor, manufaktur mobil, dll) melalui kredit pajak dan subsidi yang diberikan pemerintah, sehingga meningkatkan pertumbuhan PDB nominal. Perusahaan yang memenuhi syarat akan dapat memperoleh pinjaman bank dengan suku bunga rendah. Bank akan kembali aktif memberikan pinjaman kepada perusahaan yang benar-benar beroperasi ini, karena profitabilitas mereka dijamin oleh pemerintah AS. Saat perusahaan memperluas bisnis di AS, mereka perlu mempekerjakan pekerja Amerika. Pekerjaan dengan gaji lebih tinggi bagi orang Amerika biasa berarti peningkatan belanja konsumen. Jika Trump membatasi imigrasi dari negara tertentu, efek ini akan semakin signifikan. Langkah-langkah ini merangsang aktivitas ekonomi, dan pemerintah memperoleh pendapatan melalui pajak penghasilan pribadi dan keuntungan perusahaan. Untuk mendukung rencana ini, defisit pemerintah perlu dipertahankan pada tingkat yang tinggi, dan Departemen Keuangan mengumpulkan dana dengan menjual obligasi kepada bank. Karena Federal Reserve atau pembuat undang-undang menangguhkan rasio leverage tambahan, bank sekarang dapat melakukan re-leveraging neraca mereka. Pemenangnya adalah pekerja biasa, perusahaan yang memproduksi produk dan layanan "layak", serta pemerintah AS, yang rasio utangnya terhadap PDB nominal menurun. Kebijakan semacam ini setara dengan pelonggaran kuantitatif super untuk orang miskin.

Kedengarannya sangat baik. Siapa yang akan menentang era Amerika yang makmur seperti ini?

Pihak yang dirugikan adalah mereka yang memiliki obligasi jangka panjang atau simpanan karena imbal hasil dari instrumen tersebut akan sengaja ditekan di bawah tingkat pertumbuhan nominal ekonomi AS. Jika gaji Anda tidak dapat mengikuti tingkat inflasi yang lebih tinggi, Anda juga akan terpengaruh. Perlu dicatat bahwa bergabung dengan serikat pekerja menjadi populer lagi. "4 dan 40" menjadi slogan baru, yaitu menaikkan gaji pekerja sebesar 40% dalam empat tahun ke depan, atau 10% setiap tahun, untuk mendorong mereka terus bekerja.

Bagi para pembaca yang merasa kaya, jangan khawatir. Berikut adalah panduan investasi. Ini bukan saran keuangan; saya hanya berbagi bagaimana saya mengelola portofolio pribadi saya. Setiap kali ada undang-undang yang disetujui dan mengalokasikan dana untuk industri tertentu, baca dengan cermat, kemudian investasikan pada saham industri tersebut. Daripada menyimpan uang di obligasi yang sah atau simpanan bank, lebih baik membeli emas (sebagai lindung nilai untuk generasi baby boomer terhadap penekanan finansial) atau Bitcoin (sebagai lindung nilai untuk generasi milenial terhadap penekanan finansial).

Jelas, portofolio saya memprioritaskan Bitcoin, koin kripto lainnya, dan saham perusahaan yang terkait dengan koin kripto, diikuti oleh emas yang disimpan di brankas, dan terakhir saham. Saya akan menyimpan sejumlah kecil uang tunai di reksa dana pasar uang untuk membayar tagihan sehari-hari saya.

Dalam sisa artikel ini, saya akan menjelaskan bagaimana kebijakan pelonggaran kuantitatif antara orang kaya dan orang miskin mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pasokan uang. Selanjutnya, saya akan memprediksi bagaimana rasio leverage tambahan (SLR) bank yang dikecualikan akan sekali lagi membuat pelonggaran kuantitatif tanpa batas bagi orang miskin menjadi mungkin. Di bagian terakhir, saya akan meluncurkan indeks baru untuk melacak pasokan kredit bank di Amerika Serikat dan menunjukkan bagaimana Bitcoin berkinerja lebih baik dibandingkan dengan semua aset lainnya setelah disesuaikan dengan pasokan kredit bank.

Pasokan koin

Bayangkan, Anda adalah Powell selama krisis perbankan di AS pada bulan Maret 2023. Untuk meredakan stres, Powell pergi ke sebuah klub di Park Avenue, New York City, untuk bermain squash dengan seorang teman lama yang bernilai miliaran. Teman Powell sangat cemas.

Teman ini, kita sebut dia Kevin, adalah seorang profesional keuangan senior, dia berkata: "Jay, saya mungkin harus menjual rumah di Hampton. Semua uang saya disimpan di suatu bank, jelas saldo saya melebihi batas asuransi simpanan federal. Kamu harus membantu saya. Kamu tahu betapa sulitnya bagi kelinci untuk tinggal di kota selama sehari di musim panas."

Jay menjawab: "Jangan khawatir, saya akan mengatasinya. Saya akan melakukan pelonggaran kuantitatif sebesar 2 triliun dolar. Ini akan diumumkan pada malam Minggu. Anda tahu bahwa Federal Reserve selalu mendukung Anda. Tanpa kontribusi Anda, siapa yang tahu bagaimana keadaan Amerika akan berubah. Bayangkan jika Trump harus kembali berkuasa karena Biden harus menghadapi krisis keuangan. Saya masih ingat di awal 80-an Trump mengambil pacar saya di sebuah restoran, itu sangat menjengkelkan."

Federal Reserve telah menciptakan program pembiayaan jangka bank, yang berbeda dengan pelonggaran kuantitatif langsung, untuk mengatasi krisis perbankan. Tetapi izinkan saya untuk sedikit berkreasi di sini. Sekarang, mari kita lihat bagaimana pelonggaran kuantitatif sebesar 2 triliun dolar mempengaruhi pasokan uang. Semua angka akan dalam miliaran dolar.

1. Federal Reserve membeli obligasi pemerintah senilai 200 miliar dolar dari sebuah perusahaan manajemen aset dan melakukan pembayaran melalui cadangan. Sebuah bank besar bertindak sebagai perantara dalam transaksi ini. Bank tersebut menerima 200 miliar dolar dalam cadangan dan mencatat 200 miliar dolar sebagai simpanan untuk perusahaan manajemen aset. Kebijakan pelonggaran kuantitatif Federal Reserve memungkinkan bank untuk menciptakan simpanan, yang akhirnya menjadi uang.

2. Perusahaan manajemen aset yang kehilangan obligasi pemerintah perlu menginvestasikan kembali dana tersebut ke dalam aset berpendapatan lainnya. CEO perusahaan biasanya hanya bekerja sama dengan pemimpin industri, dan saat ini, dia sangat tertarik pada bidang teknologi. Sebuah aplikasi jejaring sosial baru bernama Anaconda sedang membangun komunitas pengguna untuk berbagi foto yang diunggah oleh pengguna. Anaconda berada dalam fase pertumbuhan, dan perusahaan manajemen aset senang membeli obligasi mereka senilai 200 miliar dolar.

3. Anaconda telah menjadi peran penting di pasar modal Amerika Serikat. Mereka berhasil menarik kelompok pengguna pria berusia 18 hingga 45 tahun, membuat mereka tergila-gila pada aplikasi ini. Karena pengguna ini mengurangi waktu membaca dan beralih ke menghabiskan waktu menjelajahi aplikasi, hal ini menyebabkan produktivitas mereka menurun secara signifikan. Anaconda membiayai pembelian kembali saham melalui penerbitan utang untuk tujuan optimasi pajak, sehingga mereka tidak perlu mengembalikan laba yang ditahan di luar negeri ke dalam negeri. Pengurangan jumlah saham tidak hanya meningkatkan harga saham, tetapi juga meningkatkan laba per saham, karena penyebutnya berkurang. Oleh karena itu, investor indeks pasif seperti perusahaan manajemen aset lebih cenderung untuk membeli saham mereka. Akibatnya, orang kaya memiliki tambahan $200 miliar dalam rekening bank mereka setelah menjual saham mereka.

4. Pemegang saham kaya Anaconda sementara tidak memiliki kebutuhan mendesak untuk menggunakan dana ini. Sebuah galeri seni terkenal mengadakan pesta besar di Art Basel Miami. Di pesta tersebut, orang kaya memutuskan untuk membeli karya seni terbaru, untuk meningkatkan reputasi mereka sebagai kolektor seni yang serius, sambil juga meninggalkan kesan mendalam pada para cantik di stan.